Selasa, 12 Mei 2009

ELEMEN dan SIMBOL GAMBAR BANGUNAN

Salah satu dasar untuk merencanakan bangunan adalah mengenal serta memahami arti elemen dan simbol-simbol gambar bangunan sehingga dapat membaca gambar bangunan dengan baik dan benar.

Elemen dan simbol gambar bangunan jumlahnya cukup banyak dan selalu berkembang sesuai dengan penemuan dan penggunaan elemen /komponen bangunan baru, yang tidak mungkin di uraikan satu per satu secara lengkap.

Elemen-elemen pokok dan simbol-simbol yang penting sebagai dasar untuk membaca gambar bangunan yang sederhana.


Elemen-elemen pokok bangunan rumah tinggal

1. Pondasi (foundation)
2. Lantai (floor)
3. Kolom/tiang (stud column)
4. Dinding (wall)
5. Pintu dan jendela (door and window)
6. Langit-langit (ceiling)
7. Rangka atap (roof frame)

PONDASI

Pondasi merupakan landasan berpijak bangunan di atas tanah. Pondasi ini dibutuhkan, karena pada umumnya daya dukung tanah tidak cukup kuat untuk memikul beban bangunan yang berdiri di atasnya. Maka itu pondasi merupakan perbaikan tanah, sehingga memiliki daya dukung yang cukup kuat untuk memikul beban bangunan di atasnya.

Pada umumnya pondasi terletak dibawah permukaan tanah pada kedalaman tertentu, sebab tanah pada bagian bawah lebih keras dan padat, sehingga memiliki daya dukung yang lebih besar. Juga pengaruh iklim terhadap tanah (muai dan susut) pada bagian bawah relatif kecil.

Dalam dan besarnya pondasi tidak selalu sama di setiap tempat, karena kedalaman dan besar pondasi tergantung dari daya dukung tanah setempat serta besarnya beban bangunan yang dipikul.

Secara garis besar pondasi untuk rumah tinggal dapat dibagi atas dua jenis, yaitu pondasi untuk tanah lembek dan pondasi untuk tanah keras.

LANTAI

Lantai merupakan penutup permukaan tanah di dalam atau di luar bangunan (teras, rabat). Lantai harus dibuat dengan konstruksi kedap air, sehingga air tanah tidak membasahi permukaan lantai dan cukup kuat memikul beban di atasnya.

Lantai didalam rumah minimal 20 cm lebih tinggi dari permukaan tanah pekarangan yang tertinggi. Jika permukaan tanah pekarangan lebih rendah dari permukaan jalan maka lantai bangunan harus dibuat minimal 20 cm lebih tinggi dari permukaan jalan. Hal ini dimaksudkan agar air hujan tidak memasuki ruangan.

Dalam teknis pemasangan lantai, kondisi tanah harus di perbaiki lebih dahulu dengan cara pemadatan (ditumbuk dan disiram air) dan diberi lapisan pasir minimal 15 cm sebelum dipasang lantai. Perbaikan kondisi tanah tersebut dimaksudkan agar lantai memiliki landasan yang kuat, supaya tidak pecah atau turun dan mencegah naiknya air tanah yang dapat membasahi permukaan lantai.

KOLOM PRAKTIS

Kolom berfungsi sebagai pengikat dinding bangunan agar tidak goyah dan sebagai penunjang beban bangunan diatasnya. Menurut persyaratan dan ketentuan, kolom harus cukup kuat untuk memikul beban sendiri, gaya-gaya dan momen-momen yang diakibatkan oleh konstruksi yang dipikul.

Ukuran luas penampang kolom ditentukan oleh beban yang dipikul dan kekuatan bahan yang dipergunakan sebagai kolom. Luas penampang kolom untuk setiap jenis bahan yang dipergunakan minimal mampu memikul beban tanpa perubahan bentuk (melengkung, bengkok) sehingga beban yang dipikul dapat diteruskan dengan baik ke pondasi.

DINDING

Dinding merupakan pembatas rumah terhadap halaman dan juga sebagai pembatas antara ruang didalam rumah. Untuk dinding luar bangunan di Indonesia, harus dibuat dari bahan yang mampu menyekat panas dengan baik dan tahan terhadap air hujan mengingat kondisi alam yang ada. Konstruksi dinding minimal mampu memikul beban sendiri dan benban angin. Jika dinding juga merupakan pemikul konstruksi di atasnya, maka dinding harus mampu memikul beban tersebut.

Dalam segi teknis perlu diperhatikan bahwa dinding harus terpisah dari pondasi dengan lapisan kedap air (semen ram) minimal 15 cm dibawah permukaan tanah dan 20 cm diatas permukaan lantai. Hal ini dimaksudkan agar air tanah tidak meresap ke atas yang mengakibatkan dinding basah dan berjamur.

PINTU dan JENDELA

Pintu dan jendela merupakan pembukaan pada dinding bangunan. Pintu berfungsi sebagai jalan keluar dan masuk kedalam ruangan, jendela sebagai jalan keluar masuk udara dan sinar matahari kedalam ruangan.

PINTU

Oleh karena pintu merupakan jalan keluar masuk ruangan, maka pintu direncanakan dengan ukuran yang sesuai dengan fungsi ruangan masin-masing, dengan ukuran standar sebagi berikut :

1. Pintu utama : lebar minimal 90 cm dan tinggi 200 cm
2. Pintu ruang-ruang utama : labar minimal 80 cm dan tinggi 200 cm
3. Pintu kamar mandi/WC : minimal 70 cm dan tinggi 190 cm

Konstruksi pintu direncanakan sedemikian rupa, sehingga cukup kuat dan aman. Pada ruang-ruang yang bersifat umum, pintu dapat di buat dari bahan yang tembus pandang, misalnya kaca, sehingga pintu dapat meneruskan sinar kedalam ruangan, sedangkan pada ruang-ruang bersifat pribadi, seperti kamar mandi/WC atau kamar tidur, sebaiknya dibuat dari bahan yang massif tidak tembus pandang. Khusus untuk kamar mandi, sebaiknya dari bahan waterproof, misalnya formika atau logam, karena sering kena percikan air.

JENDELA

Jendela diperlukan untuk lubang cahaya agar sinar matahari dapat secara langsung menyinari ruangan, dan juga diperlukan sebagai lubang ventilasi untuk pertukaran udara didalam ruangan. Menurut peraturan, setiap ruangan harus memiliki jendela sebagai lubang cahaya dan petukaran udara dengan minimal luas lubang jendela tanpa rintangan adalah sepersepuluh dari luas lantai ruangan dan sepersepuluh bagian dapat terbuka, dengan bentuk jendela meluas kea rah atas sampai sekurang-kurangnya 190 cm dari lantai.

Jika dinding ruangan tidak memungkinkan dibuat jendela, maka harus dibuat lubang cahaya pada langit-langit dan ventilasi buatan atau dengan cara penerangan listrik (lampu) secara minimal tiap ruangan kerja memiliki nilai penerangan 50 lux dan 20 lux untuk gang dan lain-lain.

LANGIT - LANGIT atau PLAFOND

Langit-langit merupakan pembatas tinggi ruangan, penutup kerangka atap bagian bawah dan yang terpenting merupakan penyekat panas.

Dengan adanya langit-langit di bawah rangka atap, maka terbentuk rongga (ruang) tertutup di atas ruangan. Rongga di dalamnya itu merupakan isolator yang baik, jika bahan langit-langit dibuat dari bahan yang tidak meneruskan panas.

Bentuk langit-langit dapat di buat datar sejajar dengan lantai atau miring sejajar dengan sudut miring rangka atap atau dengan variasi tinggi rendah. Bentuk langit-langit dapat mempengaruhi kesan dan bentuk ruangan serta kemampuannya menyekat panas. Misalnya, langit-langit datar akan membentuk rongga atap yang lebih besar dari langit-langit miring, maka langit-langit datar dapat menyekat panas yang lebih baik.

Menurut peraturan tinggi langit-langit datar minimal 240 cm, terkecuali untuk :

1. Langit-langit miring, dengan syarat minimal ½ dari luas ruang memiliki langit- langit setinggi 240 cm dan tinggi selebihnya dengan titik terendah minimal 175 cm.

2. Langit-langit pada kamar mandi, ruang cuci dan W/C yang boleh dibuat lebih rendah dengan minimal 210 cm.

RANGKA ATAP

Rangka atap adalah suatu bentuk konstruksi yang berfungsi sebagai penopang, penyangga dan dasar landasan penutup atap. Rangka atap untuk rumah tinggal pada umumnya dibuat dari bahan kayu yang cukup kuat.

Bagian-bagian pokok rangka atap dengan menggunakan penutup atap genteng dan sejenisnya (atap konvensional) terdiri dari :

1. Kuda-kuda
2. Balok tembok
3. Gording
4. Nok (bubungan)
5. Jure (hip and valley)
6. Usuk (kaso)
7. Reng
8. Papan suri
9. Papan talang
10. Lisplang
11. Balok pincang
12. Ikatan angin

KUDA - KUDA

Kuda-kuda merupakan kerangka utama yang memikul hampir semua beban atap, karena diatas kuda-kuda terpasang bagian rangka atap yang lain. Selain memikul beban sendiri dan beban kerangka atap yang lain, kuda- kuda juga memikul beban tak tetap, seperti angin dan air hujan yang merupakan beban yang cukup besar. Oleh karena itu konstruksi kuda-kuda direncanakan untuk memikul seluruh beban, gaya dan momen yang terjadi.

Letak kekuatan kuda-kuda bukan semata-mata ditentukan oleh besarnya balok kayu yang digunakan, akan tetapi juga tergantung pada bentuk dan struktur kuda-kuda itu sendiri. Pada prinsipnya kuda-kuda harus dapat membagi dan mengarahkan beban yang dipikul pada bagian yang telah ditentukan.

BALOK TEMBOK

Balok tembok merupakan gording yang yang terletak diatas dinding (tembok) luar. Balok ini berfungsi sebagai landasan pemasangan kaso dan sebagai pengikat kaki kuda-kuda agar berada pada posisi yang tepat.

NOK

Balok nok terletak pada puncak kuda-kuda, berfungsi sebagai landasan pemasangan usuk, serta penghubung dan pengikat antara satu kuda-kuda dengan kuda-kuda yang lain. Oleh karena balok nok berada pada puncak kuda-kuda yang merupakan pertemuan kedua penutup atap (genteng) dari kedua sisi atap, maka nok juga merupakan landasan penutup kedua sisi atap. Penutup pertemuan sisi atap itu berupa genteng nok yang berbentuk seperti huruf U atau V.

GORDING

Gording merupakan suatu balok yang dipasang melintang pada sisi miring kuda-kuda dan berfungsi untuk dasar perletakan kaso (usuk).

Jarak pemasangan gording pada sisi miring kuda-kuda maksimal tiga meter dari satu gording ke gording yang lain, sedangkan gording untuk atap asbes gelombang di pasang dengan jarak maksimal 1,20 meter, karena gording juga langsung berfungsi sebagai landasan pemasangan asbes gelombang.

JURAY (HIP atau VALLEY)

Jure merupakan balok yang dipasang dengan posisi miring dari sudut dinding bangunan kearah puncak kuda-kuda atau nok. Jure luar (hip) dipasang dari sudut dinding yang berdiri bebas, sedangkan jure dalam (valley) dipasang pada sudut pertemuan dua bidang dinding bangunan, misalnya pada sudut pertemuan dinding bangunan yang berbentuk huruf L atau T.

Jure luar (hip) berfungsi sebagai landasan pertemuan usuk dari kedua sisi miring atap dan landasan penutup pertemuan atap (genteng nok), sedangkan jure dalam (valley) berfungsi sebagai landasan papan talang, karena jure dalam (valley) berbentuk alur yang dapat menjadi parit untuk mengalirkan air hujan dari kedua sisi atap.

USUK

Usuk atau kaso berupa balok kayu dengan ukuran penampang yang kecil. Usuk dipasang melintang di atas gording dari nok sampai balok tembok (gording paling bawah) dan menjorok ke luar kurang lebih satu meter sebagai teritis atap. Usuk merupakan landasan pemasangan reng yang terdapat diatasnya.

Jarak pemasangan usuk maksimal 50 cm, sedangkan untuk jenis genteng beton yang berat disesuaikan dengan berat genteng yang dipergunakan.

RENG

Reng merupakan ukuran kayu terkecil pada konstruksi rangka atap. Reng dipasang melintang di atas usuk atau sejajar dengan gording sebagai landasan pemasangan genteng.

Jarak pemasangan reng tergantung dari ukuran genteng yang akan digunakan, tetapi rata-rata antara 17 sampai dengan 20 cm.

PAPAN SURI

Papan suri adalah papan yang dipasang tegak di atas balok nok dan di atas jure luar. Papan suri ini berfungsi sebagai gigi atau pegangan adukan perekat (semen pasir) yang digunakan untuk pemasangan genteng nok yang menutup pertemuan atap dari kedua sisi.

Pemasangan genteng nok itu harus dilakukan dengan teliti, sebab bagian ini sering menjadi sumber kebocoran pada atap rumah.

PAPAN TALANG

Papan talang adalah papan yang dipasang di atas kaso bagian bawah sisi miring atap dan pada jure dalam. Papan talang ini berfungsi sebagai landasan seng talang yang dipasang di atasnya.

Papan talang ini diperlukan agar seng talang cukup kuat menampung beban air hujan dan jika terinjak kaki orang, tidak rusak atau masuk kedalam. Selain itu papan talang ini di buat agar seng talang mempunyai permukaan yang rata dan dapat distur dengan kemiringan tertentu sehingga air dapat mengalir dengan lancar.

LISPLANG

Lisplang merupakan pengakhir (tepian) bidang atap. Selain berfungsi sebagai penutup konstruksi atap (talang, usuk dan lain-lain) juga dapat menjadi unsur dekorasi bangunan. Oleh karena itu lisplang dapat dibuat dengan barbagai variasi bentuk dan ukuran sehingga menimbulkan kesan yang menarik.

IKATAN ANGIN

Agar kuda-kuda dapat berfungsi dengan sempurna, maka kuda-kuda harus berdiri tegak lurus dan tepat pada posisinya. Mengingat kuda-kuda yang berbentuk segi tiga, maka dengan bentuk yang demikian kecil dimungkinkannya kuda-kuda dapat miring atau condong ke salah satu sisi miring kuda-kuda. Akan tetapi kuda-kuda yang satu dengan kuda-kuda yang lain berdiri bebas dengan tumpuan yang kecil pada titik-titik tertentu. Oleh karena itu agar kuda-kuda yang satu dengan yang lainnya dapat berdiri tegak dan sejajar perlu ada pengikat. Pengikat untuk menjaga posisi kuda-kuda agar tetap berdiri tegak dan sejajar ini adalah balok ikatan angin. Balok tersebut dipasang dengan posisi miring dari tiang tengah kuda-kuda (makelar) bagian atas tiang tengah kuda-kuda yang lain pada bagian bawah. Ada dua balok ikatan angin dari satu kuda-kuda dengan kuda-kuda yang lain yang dipasang berlawanan.

Referensi Buku

  • Dasar Perencanaan Rumah Tinggal by Tutu TW. Surowiyono